Oleh : Ratnawati
Tanaman jagung disamping sebagai bahan baku industri pakan dan pangan pada daerah tertentu di Indonesia dapat juga sebagai makanan pokok. Karena cukup beragamnya kegunaan dan hasil olahan produksi tanaman jagung tersebut diatas dan dan termasuk sebagai komoditi tanaman yang penting, maka perlu ditingkatkan produksinya secara kuantitas, kualitas dan ramah lingkungan serta berkelanjutan .
Kegiatan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jagung dilakukan agar tanaman jagung tidak mengalami gangguan kesehatan dan dapat tumbuh dengan sempurna
Seperti halnya hama tanaman pada tanaman jagung, penyakit yang menyerang selama budidaya jagung juga berpotensi menimbulkan kerugian. Serangan parah penyakit-penyakit ini jika tidak dikendalikan dapat menurunkan hasil produksi jagung sehingga berdampak menurunkan pendapatan petani secara langsung.
Cedawan yang menjadi pathogen tanaman dapat mengganggu proses fisiologis pada tanaman yang menjadi inangnya. Gangguan yang terus menerus akibat penyakit dapat mengganggu aktivitas tanaman yang disebut penyakit tanaman sehingga berdampak pada menurunnya produksi tanaman akibat yang lebih fatal tanaman dapat mati.
Penyakit yang sering menyerang tanaman jagung antara lain :
- Penyakit Bulai (Peronosclerospora maydis)
Penyakit bulai merupakan penyakit utama budidaya jagung. Penyakit ini menyerang tanaman jagung khususnya varietas rentan hama penyakit serta saat umur tanaman jagung masih muda (antara 1-2 minggu setelah tanam). Kehilangan hasil produksi akibat penularan penyakit bulai dapat mencapai 100%. Penyakit bulai menyebabkan gejala sistemik gejalanya meluas ke seluruh bagian tanaman jagung serta menimbulkan gejala lokal (setempat). Gejala sistemik terjadi bila infeksi cendawan mencapai titik tumbuh sehingga semua daun akan terinfeksi.
Gejala penyakit bulai adanya warna khlorotik memanjang sejajar tulang daun dengan batas terlihat jelas antara daun sehat. Bagian daun permukaan atas maupun bawah terdapat warna putih seperti tepung, sangat jelas di pagi hari, pertumbuhan tanaman jagung akan terhambat, termasuk pembentukan tongkol buah, bahkan tongkol tidak terbentuk, daun-daun menggulung serta terpuntir, bunga jantan berubah menjadi massa daun yang berlebihan.
Pengendalian
- Menanam varietas tahan penyakit bulai
- Melakukan periode waktu bebas tanaman jagung minimal dua minggu sampai satu bulan
- Penanaman jagung secara serempak.
- Pemusnahan seluruh bagian tanaman sampai ke akarnya (Eradikasi tanaman) pada tanaman terserang penyakit bulai.
- Penggunaan fungisida metalaksil saat perlakuan benih dengan dosis 2 gram (0,7 g bahan aktif)//Kg benih
- Hawar Daun (Helmithosporium turcicum)
Penyakit hawar daun disebabkan oleh Helminthosporium turcicum. Gejala awal terinfeksinya hawar daun menunjukkan berupa bercak kecil, berbentuk oval kemudian bercak semakin memanjang berbentuk ellips dan berkembang menjadi nekrotik (disebut hawar), warnanya hijau keabu-abuan atau coklat.
Panjang hawar 2,5-15 cm, bercak muncul di mulai dari daun terbawah kemudian berkembang menuju daun atas. Infeksi berat akibat serangan penyakit hawar daun dapat mengakibatkan daun mengeringdan tanaman lama kelamaan mati.
Pengendalian
- Menanam varietas tahan hawar daun
- Pemusnahan seluruh bagian tanaman sampai ke akarnya (Eradikasi tanaman) pada tanaman
- Penyemprotan fungisida menggunakan bahan aktif mankozeb atau dithiocarbamate sesuai anjuran
- Busuk Pelepah (Rhizoctonia solani)
Penyebab penyakit busuk pelepah adalah Rhizoctonia solani. Gejala awal terdapat bercak berwarna agak kemerahan kemudian berubah menjadi abu-abu, selanjutnya bercak meluas, seringkali diikuti pembentukan sklerotium berbentuk tidak beraturan, berwarna putih kemudian berubah menjadi cokelat.Bagian tanaman yang diserang yakni paling dekat dengan permukaan tanah kemudian menjalar dimana serangan cendawan penyebab busuk pelepah dapat mencapai pucuk atau tongkol jagung. Cendawan ini bertahan hidup sebagai miselium dan sklerotium pada biji jagung, di dalam tanah serta pada sisa-sisa tanaman di lahan. Keadaan tanah basah, lembab, serta drainase kurang baik akan merangsang pertumbuhan miselium dan sklerotia, sehingga kondisi semacam ini merupakan sumber inokulum utama.
Pengendalian
- Menggunakan varietas/galur tahan sampai agak tahan terhadap penyakit hawar pelepah.
- Penanaman jagung tidak terlalu rapat sehingga kelembaban tidak terlalu tinggi
- Lahan memiliki drainase baik
- Tidak menanam jagung terus menerus di lahan yang sama
- Penyemprotan fungisida menggunakan bahan aktif mancozeb atau karbendazim dosis sesuai anjuran apabila diperlukan.
- Busuk Tongkol Diplodia
Busuk tongkol Diplodia disebabkan oleh infeksi cendawan Diplodia maydis. Gejala serangan busuk tongkol diplodia ditandai adanya warna coklat pada klobot apabila infeksi terjadi setelah 2 minggu keluarnya rambut jagung menyebabkan biji berubah menjadi coklat, kisut akhirnya busuk. Miselium cendawan diplodia berwarna putih, piknidia berwarna hitam tersebar pada kelobot. Infeksi dimulai dari dasar tongkol berkembang ke bongkol kemudian merambat ke permukaan biji serta menutupi kelobot. Cendawan dapat bertahan hidup dalam bentuk spora dan piknidia berdinding tebal pada sisa tanaman di lahan.
Pengendalian: